Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan ditemukannya pasien–pasien
yang masuk ke rumah sakit dalam kondisi status Gizi Buruk. Umumnya
pasien–pasien tersebut adalah balita. Dengan ditemukannya pasien–pasien
dengan status Gizi Buruk, berarti kondisi di daerah asal pasien
dinyatakan sedang mengalami KLB ( Kejadian Luar Biasa ).
Berdasarkan hal tersebut, masyarakat dihimbau agar lebih memperhatikan keadaan Gizi dalam keluarganya.
Mengapa kita perlu memperhatikan keadaan Gizi kita? Seberapa pentingkah faktor Gizi dalam kehidupan kita ?
Gizi
merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia.
Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian
tetapi juga menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan sel-sel
otak yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan.
Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat Gizi Buruk ?
Berbagai
masalah yang timbul akibat Gizi buruk antara lain tingginya angka
kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR) Hal ini
disebabkan, jika Ibu hamil menderita kurang Energi Protein akan
berpengaruh pada gangguan fisik, mental dan kecerdasan anak, dan juga
meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang
kurang zat besi dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak,
yang dikemudian hari dapat mengurangi IQ anak.
Secara umum gizi
buruk pada bayi, balita dan ibu hamil dapat menciptakan generasi yang
secara fisik dan mental lemah. Dilain pihak anak gizi buruk rentan
terhadap penyakit karena menurunnya daya tahan tubuh.
FAKTOR PENYEBAB GIZI BURUK
1. Penyebab tak langsung
Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit infeksi, cacat bawaan, dan menderita penyakit kanker.
2. Penyebab langsung
Ketersediaan pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan kesehatan.
Sedangkan
faktor-faktor lain selain faktor kesehatan, tetapi juga merupakan
Masalah Utama Gizi buruk adalah Kemiskinan, Pendidikan rendah,
Ketersediaan pangan dan kesempatan kerja. Oleh karena itu, untuk
mengastasi gizi buruk dibutuhkan kerjasama lintas sektor.
BAGAIMANA GEJALA DAN TANDA GIZI BURUK
Ada 3 macam tipe Gizi buruk, yaitu :
1. Tipe Kwashiorkor, dengan tanda-tanda dan gejala adalah sebagai berikut:
* Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.
* Perubahan Status mental
* Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok
* Wajah membulat dan sembab
* Pandangan mata sayu
* Pembesaran hati
* Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas
2. Tipe Marasmus, dengan tanda-tanda dan gejala sebagai berikut:
* Tampak sangat kurus
* Wajah seperti orang tua
* Cengeng, rewel
* Kulit keriput
* Perut cekung
3. Tipe, Marasmik-Kwashiorkor
Merupakan gabungan beberapa gejala klinik Kwashiorkor – Marasmus
Penyakit Penyerta / Penyulit pada Anak Gizi Buruk
Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya, anak yang berada dalam status gizi
buruk, umumnya sangat rentan terhadap penyakit. Seperti lingkaran setan,
penyakit-penyakit tersebut justru menambah rendahnya status gizi anak.
Penyakit-penyakit tersebut adalah:
* ISPA
* Diare persisten
* Cacingan
* Tuberkulosis
* Malaria
* HIV / AIDS
Bagaimana penanganan anak dengan kasus Gizi buruk?
Pemberian makanan secara teratur, bertahap, porsi kecil, sering dan mudah diserap
Makan aneka ragam makanan, beri ASI, makanan mengandung minyak, santan dan lemak, berikan buah-buahan.
Bagaimana cara mengatasi masalah Gizi ?
* Lingkungan harus disehatkan misalnya dengan mengupayakan pekarangan rumah menjadi taman gizi
* Perilaku harus diubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS).
PHBS Bidang Gizi yang harus diperhatikan adalah:
* Makan dengan Gizi seimbang
* Minum tablet besi selama hamil
* Memberi bayi ASI eksklusif
* Mengkonsumsi garam beryodium
* Memberi bayi dan balita kapsul vitamin A.
Pemecahan masalah Gizi.
Masalah
Gizi buruk, tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan.
Gizi Buruk merupakan dampak dari berbagai macam penyebab. Seperti
rendahnya tingkat pendidikan, kemiskinan, ketersediaan pangan,
transportasi, adat istiadat (sosial budaya), dan sebagainya. Oleh karena
itu, pemecahannyapun harus secara komprehensip.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS
( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) dapat merupakan titik pangkal bagi
terciptanya lingkungan sehat dan hilangnya pengganggu kesehatan. Hal ini
dikarenakan dalam praktiknya kedua hal tersebut diupayakan melalui
perilaku manusia. Lingkungan akan menjadi sehat, jika manusia mau
berperilaku hidup bersih dan sehat. Pengganggu kesehatan juga akan
dihilangkan jika manusia mau berperilaku untuk mengupayakannya. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa penyebab utama timbulnya
masalah-masalah Gizi dalam bidang kesehatan adalah masalah perilaku.
Misalnya untuk mencegah terjadinya kekurangan Protein pada balita, maka
perilaku ibu dalam memberi makan balitanya harus diubah, sehingga
menjadi pola makan dengan gizi seimbang. Perilaku keluarga dalam
memanfaatkan pekarangan juga harus diubah, sehingga pekarangan menjadi
taman gizi.
Strategi Departemen Kesehatan untuk penanganan Gizi Buruk
* Menggerakan dan memberdayakan Masyarakat untuk hidup Sehat
* Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
* Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan
* Meningkatkan pembiayaan kesehatan
# ANAK GIZI BURUK HARUS DI PERLAKUKAN KHUSUS #
Anak
yang megalami gizi buruk bukan berarti harus lansung dikasih makan
banyak, tetapi diperlukan perlakuan khusus di dalam pemulihan
kesehatannya. Hal ini dilakukan guna menjaga lambungnya agar tetap
sehat.
"Anak gizi buruk atau kurang gizi, tidak bisa dikasih makan
sembarangan, misalnya langsung diberi makan atau minum susu banyak terus
anak tersebut bisa sehat lagi tapi ada perlakuan khusus yang
dlberikan,"kata Ida Ruslita Amir SKM dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(Persagi).
Lebih lanjut Ida mencontohkan anak kurang gizi harus
di cek kesehatannya secara bertahap dan makan yang masuk ke perutnya pun
harus merupakan makanan tertentu, harus diperhatikan komposisi gizlnya
dan tidak boleh yang keras dan tidak boleh minum susu. Sebab jika
langsung dikasih makan banyak bisa merusak lambung sl anak.
Setelah
melalui terapi, berat anak kembali normal baru boleh makan seperti
biasa, boleh makan buah dan ditambah minum susu untuk meningkatkan daya
tahan tubuh. DI Indonesia sendiri menurutnya masih ada beberapa daerah
ditemukan gizi buruk atau kurang gizi. Namun tidak semua keluarga
anaknya mempunyai gizi buruk dikarenakan hal finansial, tapi lebih
mengarah pada pola hidup keluarga yang tidak sehat.
"DI
perkampungan banyak keluarga yang sejahtera punya barang-barang
elektronik, tapi anaknya gizi buruk. Jadi kalau ada uang mengutamakan
bell TV daripada bell makanan bergizi dan gaya hidup seperti Ini yang
harus diubah.Jelas Ida.
Sedangkan Frisian Flag Indonesia sendiri
dalam upaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya makanan bergizi dan
sehatnya minum susu, melakukan kampanye di 50 titik di Jakarta, Jawa
Barat dan Jawa Timur sejak Oktober s/d 9 Januari 2010 mendatang.
"Kampanye
ini merupakan wujud kepedulian FFI SKM Bendera dalam meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang gizi dengan kembali mengedukasi
masyarakat akan pentingnya konsumsi susu sebagai salah satu sumber
energi dalam menjalankan kegiatan sehari-hari,"Jelas Hendro H Peodjono
Human Resource and Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia,
# POLA MAKAN SEHAT CEGAH GIZI BURUK PADA ANAK #
KASUS
anak gizi buruk sebenarnya bisa diantisipasi dengan menerapkan pola
makan sehat kepada anak. Makanan sehat dan bergizi tidak berarti harus
mahal. Sejatinya, dibutuhkan keseriusan dari kedua orangtua untuk
mengatur jadwal makan anak dan memberikan asupan gizi cukup melalui
sumber protein yang murah.
Anak gizi buruk, atau dalam istilah
kedokteran disebut mallnutrition, masih ditemukan di Lampung. Seminggu
yang lalu, tiga anak gizi buruk di rawat di rumah sakit daerah, yaitu
Dimas (2,5) dari Lampung Timur; Gilang Saputra (8 bulan) dari Tanggamus;
dan Sarmilah (2 bulan) dari Lampung Utara.
Penyebab utama kasus
anak gizi buruk ini adalah persoalan ekonomi. Pekerjaan orang tua
sebagai buruh bangunan, tukang becak, atau pekerja serabutan menyebabkan
orang tua tidak mampu membeli makan tambahan yang bergizi. Lebih parah
lagi, orang tua tidak sempat lagi memperhatikan pola makan anak-anaknya.
Pola makan buruk yang terbentuk sejak dini akan berdampak kepada
kekurangan gizi di tubuh anak. Dalam kondisi yang cukup parah, anak-anak
kurang gizi ini sangat mudah diserang penyakit. Daya tahan tubuh yang
lemah dan berbagai komplikasi penyakit akut menyebabkan anak-anak tidak
mampu bertahan melawan penyakit yang bersarang di tubuhnya.
Satu-satunya
cara mengantisipasi kasus gizi buruk pada anak adalah dengan memberikan
asupan gizi cukup, dan mengatur pola makan sehat pada anak. Dengan
begitu, daya tahan tubuh anak kuat dan mampu melawan virus, kuman atau
bakteri penyakit yang menyerang tubuhnya.
Eko Dwi Martini DCN,
ahli gizi RSU dr. Soetomo, Surabaya, mengatakan beberapa sumber protein
murah adalah tempe, telur, dan kacang-kacangan.
Selain tempe/tahu
dan telur, alternatif lain untuk mencukupi kebutuhan protein, ada bahan
pengganti tempe yang ringan di kantong. Protein nabati tempe bisa
digantikan oleh kacang-kacangan. Baik kacang merah, kacang tolo, kacang
koro, kacang tanah, maupun kacang hijau. Kandungan protein
kacang-kacangan tersebut tidak jauh beda dengan tempe atau kedelai.
Bahkan, sebagian lebih tinggi. “Kandungan kalori dan protein kacang tolo
lebih tinggi daripada tempe,” ujarnya. Kacang tanah bisa dimanfaatkan
menjadi oncom atau tempe menjes. Selain dalam bentuk lauk-pauk itu,
sumber protein nabati dalam bentuk sayuran bisa ditemukan pada buncis,
kacang panjang, dan kacang-kacangan lainnya.
Kacang hijau lebih
sering diolah menjadi kolak kacang hijau. Protein nabati bisa diolah dan
dikonsumsi dalam bentuk apa pun, bisa sebagai pengganti lauk-pauk atau
cemilan, seperti kolak, yang penting kebutuhan protein sehari-hari
terpenuhi.
Bagi anak-anak, protein merupakan asupan yang sangat
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan otaknya. Protein berfungsi
membentuk jaringan tubuh, membentuk sel darah, membentuk hormon, enzim,
dan antibodi. Selain itu, protein juga menjadi sumber tenaga.
Nah,
selain masalah kemiskinan, pola makan yang buruk juga menjadi salah
satu faktor pemicu kasus gizi buruk pada anak. Ketika kedua orang tua
sibuk bekerja, semua urusan anak diserahkan kepada pembantu. Jika tidak
hati-hati mengawasi pola makan anak, anak bisa kekurangan gizi atau
kelebihan gizi (obesitas) yang buruk bagi kesehatannya.
Staf
pengajar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Mayke Tedjasputra,
mengatakan anak belajar dengan mengadopsi segala sesuatu yang dilihat
dan didengar, terutama mencontoh orang terdekat mereka, yaitu kedua
orang tuanya. Untuk itu, orang tua adalah model bagi anak-anak, termasuk
dalam membentuk pola makan anak. Menurut dia, bila orang tua cenderung
memilih makanan, akan menurun pada anak. Orang tua yang terbiasa memakan
sayuran dan buah serta tidak pilih-pilih makanan, hal ini juga akan
ditiru oleh anaknya.
Untuk mempelajari berbagai tekstur dan rasa
makanan, tidak jarang anak-anak ingin merasakan makanan yang dimakan
oleh orang tuanya. Memperkenalkan makanan sehat dan bergizi dapat
dilakukan sejak anak usia balita. Lalu, ketika anak memasuki usia
sekolah, maka pengertian mengenai makanan sehat dan bergizi dapat
didialogkan dengan anak.
Trik lain yang bisa dicoba adalah dengan
menyembunyikan sayuran dalam makanan favorit anak. Misalnya wortel
dalam nasi goreng, atau jus buah yang diblender bersama wortel. Berikan
anak makan sesuai kapasitas perut anak. Jangan terlalu memaksakan
kehendak dengan memberi porsi lebih. Biasakan si kecil menaati jam makan
agar perutnya terlatih. Dengan sendirinya ia akan minta makan ketika
perutnya lapar. Waktu makan pun memengaruhi selera si kecil. Misalnya,
tidak memberi makan saat ia baru saja minum susu atau makan yang
manis-manis.
# KEBIASAAN JAJAN PADA ANAK PICU GIZI BURUK #
Salah
satu hal yang paling digemari anak kecil adalah mengudap. Sepertinya
para pedagang selalu menemukan cara baru untuk menciptakan makanan dan
minuman dengan berbagai warna dan rasa. Dari sekian banyak jajanan yang
tersedia di sekitar sekolah atau rumah, tak sedikit yang bisa membuatnya
menderita gizi buruk. Penting bagi para orangtua untuk mau turun tangan
mengatasi masalah ini.
Jajan atau penganan merupakan suatu
kebiasaan (habit) yang merupakan suatu hasil belajar, yang artinya masih
bisa dimodifikasi. Bagi anak, kegiatan jajan merupakan pengalaman yang
menyenangkan. Kadang kala jajan untuk anak merupakan suatu bentuk
perlawanan terhadap orangtua, atau sebagai "lambang pergaulan" bersama
teman-teman sebayanya, atau untuk "membeli" pertemanan.
Padahal,
kebiasaan jajan pada anak bisa berpengaruh terhadap gizi buruk. Karena
ini berarti si kecil memiliki kekuasaan untuk memutuskan apa yang ingin
ia makan. Padahal, apa yang ingin ia makan tidak selalu bagus untuk
tubuhnya. Survei Badan Pengawas Obat dan Makanan pada 4.500 sekolah di
Indonesia selama 2007 membuktikan bahwa 45 persen jajanan anak tercemar
bahaya pangan mikrobiologis dan kimia. Bahaya utama berasal dari cemaran
fisik, mikrobiologi, dan kimia seperti pewarna tekstil. Jenis jajanan
berbahaya ini termasuk makanan utama, makanan ringan, dan minuman.
Diterangkan
oleh Dra Mayke S Tedjasaputra, Psikolog dan Play Therapist, pada
diskusi yang dilakukan di Melt Restaurant, Sudirman, Jakarta, Rabu
(6/05), bahwa setiap anak memiliki karakteristiknya masing-masing. Beda
anak, beda karakteristik. Sehingga, bagaimana jajan menjadi pola
kebiasaan buruk anak adalah akibat orang-orang yang ada di sekitarnya
juga. Misalnya, tetangga yang mengajak Si Kecil jajan, teman-teman di
sekolah (termasuk juga kantin dan penjual yang ada di sekitarnya), iklan
yang sangat persuasif di sela-sela tontonan anak, juga pola makan
keluarga (orangtua adalah role model anak). Namun yang terutama adalah
faktor kelekatan anak kepada orangtuanya (termasuk kepatuhan).
Sebagai tambahan informasi bisa baca di link berikut ini : http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2576/1/232.pdf
BalasHapus