Senin, 05 Maret 2012

Blackberry dan Penggunanya ( Termasuk Anda Kan )

Blackberry dan Penggunanya !

Blackberry Smartphone. Pasti teman-teman sekalian sudah tahu benda apa itu. LAngsung aja yah, seperti namanya, Blackberry adalah telepon yang pintar. Selain digunakan dalam dunia bisnis, Blackberry juga sering  digunakan oleh muda-mudi dalam pergaulan. Hal ini memang merupakan awal tujuan semula diciptakannya Blackberry dan menimbulkan banyak perdebatan terutama antara kalangan sosialis versus kapitalis.

Para sosialis mengatakan bahwa penggunaan Blackberry adalah perilaku konsumtif, banyak orang yang tidak rasional dengan membeli Blackberry secara kredit dan menahan nafas dalam pelunasannya hanya untuk gaya-gayaan doang, to impress people who hate them. Aneh? Memang. Belum lagi masalah nilai moral dan gaya hidup yang bergeser seperti “Anak SD udah dikasih HP, anak SMP udah dikasih BB, mau jadi apa bangsa Indonesia 10 tahun lagi? Anak SMA juga masih netek ibunya gayanya udah selangit, petentengan di mol bawa-bawa BB.” (Believe me, they have their reasons saying that.)

Di sisi lain, para kapitalis berpendapat bahwa penggunaan Blackberry sah-sah saja. Apabila dihitung secara matematis, ketika komunitas Anda ber-Blackberry semua, dengan menggunakan Blackberry pengeluaran per bulan Anda untuk pulsa akan jauh lebih murah karena pulsa sudah menjadi fixed cost yaitu pulsa untuk berlangganan Blackberry Intenet Service. Dulu, pulsa menjadi variable cost karena orang butuh menelepon. Sekarang, dengan messenger-messenger yang aktif menggunakan Blackberry, secara umum orang tidak butuh menelepon lagi karena sudah bisa berkomunikasi menggunakan messenger-messenger itu. (Konteks: muda-mudi.)

Enough big talk of idealism, perdebatan di atas tidak akan pernah selesai karena mereka membahas dari sudut pandang yang berbeda. Jadi sekarang kita kembali ke judul dan membahas efek riil Blackberry dalam kehidupan kita.

Chorus

Kecerdasan Blackberry si telepon yang pintar adalah pedang bermata dua. Dalam post ini akan dibahas dulu mata pedang yang pertama: the good thing. Mata pedang yang kedua: the bad thing, akan dibahas pada post berikutnya.

The good thing about Blackberry adalah Blacberry amat sangat memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Semua jalan kita untuk menghubungi dan dihubungi rekan-rekan: ON. Telepon, SMS, e-mail, Facebook, Twitter, para messenger (YM, MSN, Google Talk, dan masih banyak lagi), dan tentu saja, Blackberry Messenger. Dan fitur “PUSH” yang menjadi ultimate feature Blackberry adalah surga—saya mendoakan siapapun penemunya agar dia masuk surga.

Contoh PUSH: langsung ada notification ketika ada email masuk, dan bisa langsung dibuka dan direspon atau dihapus. Langsung ada notification di Blackberry ketika ada mention di Twitter. Notification Facebook pun di-PUSH ke Blackberry kita. Nyaman sekali T.T Semudah menerima dan membalas sms.

Bandingkan dengan tidak memakai Blackberry. (Sama sekali gak ada maksud buat ngatain lho, ini cuma membandingkan tingkat kenyamanan saja.) Buat liat ada e-mail masuk apa enggak harus buka email-nya: yahoo.com, gmail, dll. Buat liat ada notification Facebook/Twitter apa enggak harus masuk ke facebook.com dan twitter.com atau pake TweetDeck atau Snaptu.com dan lain-lain.

Mungkin kedengarannya, “Ah, Facebook, Twitter, apa pentingnya sih?” Jujur saya sendiri pernah merasa demikian melihat gemparnya promosi “bisa mainan Facebook dan Twitter” oleh telepon-telepon seluler buatan China. Saya pikir, “Oh berarti memang target market mereka adalah orang-orang yang desperate pengen ngeksis di dunia maya.” Kemudian saya menghadapi laptop saya hari ini, memuja-muji Blackberry dengan fitur push push push termasuk “push-Facebook” dan “push-Twitter”-nya, seolah-olah itu penting. Ternyata itu memang penting!

Dalam hubungan percintaan, hal-hal tersebut di atas sangat bermanfaat bagi para pasangan, baik yang sudah jadian maupun yang sedang dalam tahap pendekatan, yang sedang terpisah oleh jarak dan waktu. Sharing jadi sangat mudah dan nyaman untuk dilakukan, sehingga walau jauh di mata, tetap dekat di hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar